Pustakamawar

Melanglang Imajinasi, Menebar Benih bagi Generasi

Friday, October 13, 2006

SIARAN TV SWASTA

Saya tidak menghadirkan TV di rumah. Apa yang saya lakukan ini tidak harus disetujui. Ini hanya pilihan yang harus dipilih. Saya sangat merasakan bahwa kehadiran TV swasta sejak 90-an, sangat dahsyatnya pengaruhnya pembentukan mental masyarakat. Paling tidak mampu menciptakan persepsi dan sikap masyarakat. Sebagai contoh metro sempat membuat semua masyarakat menangis ketika metro dengan cepat, akurat menyajikan tsunami Aceh. Bintang film menjadi idola. AFI menjadi pujaan. Indonesia Idol menjadi harapan para remaja. Semua adalah dampak. Karena itu Kita dapat ikut menangis dan berempati dan atau marah ketika menyaksikannya. Saat ini sebagian besar masyarakat awam lebih percaya dan terbius oleh ceritera sinetron dan infotainment yang lebih bersifat materialis, hedonis dan pragmatis dari pada nasehat para asatidz. Yang saya rasakan adalah kekuatan TV dalam proses mencuci otak. TV mampu pola pikir, pandangan dan merombak sikap, mental serta imajinasi. Mengapa sedasyat itu? TV merupakan media audiovisual sehingga sajian-sajiannya dapat menghipnotis. Anak-anak saya tidak mampu diberi pengertian mana sajian hasil rekayasa dan mana yang realitas. Semuanya dianggap realitas, bener-bener terjadi. Narasi yang disuarakan dengan sempurna secara langsung dicerna dan diserap oleh otak anak saya. Akibatnya mempengaruhi prilaku. Tiba-tiba anak saya meninju-ninjukan tangan. Membanting adiknya. Ngomeli umi'nya niru-niru bintang kesayangannya. Saya lihat minta jajan seperti yang di TV. Dan aneh-aneh lainnya. Karena semua masuk dan dicerna. Inilah daya hipnotis TV. Keanehan tingkah laku dari anak-anak saya akibat TV membutuhkan terapi khusus. Keterbatasan waktu saya dalam menemani di rumah yaaa. Saya sampaikan ke umi'nya, kita harus mengganti TV Swasta Jakarta menjadi TV Swasta rumah kita. Kitalah yang memilih dan memprogramnya. Yaaa memang ada pengeluaran sedikit tambah. Harus beli DVD, harus rutin beli kaset-kaset pendidikan, kaset al qur'an dan film yang sesuai syariat paling tidak sesuai usia anak-anak kita. Akibatnya saat dunia bersepak bola, di rumahku tak ada sepak bola. Maaf ini pilihan saya. Harus saya pilih. Maaf yaaa.

28 Agustus 2006

0 Comments:

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home