Pustakamawar

Melanglang Imajinasi, Menebar Benih bagi Generasi

Friday, October 13, 2006

IBU; Sang Pengajar

Wahai orang yang mengajar orang lain
Kenapa engkau tidak juga mengajari
Dirimu sendiri
Engkau terangkan bermacam obat bagi segala
Penyakit,
Agar yang sakit sembuh semua
Sedang engkau sendiri ditimpa sakit
Obatilah dirimu dahulu
Lalu cegahlah agar tidak menular
Kepada orang lain
Dengan demikian engkau adalah
Seorang yang bijak
Maka apa yang engkau nasihatkan
Akan mereka terima dan ikuti
Ilmu yang engkau ajarkan
Akan bermanfaat bagi mereka

Para pendidik sepakat, bahwa keteladan ibu merupakan cara terampuh dalam menyiapkan mental kepribadian anak, bahkan spiritual dan sosialnya. Megapa demikian. Karena ibu adalah contoh nyata yang disiapkan oleh Allah Ta’ala dengan kelemahlembutannya dapat menyelami perasaan anak. Dan contoh nyata keseharian bagi anak terhadap berbagai prilaku.

Seorang anak akan mampu menjadi anak yang ahli ibadah, jika para ibu setiap hari mencotohkan prilaku ibadah pada anaknya. Melalui pembiasaan sholat tahajut, pembiasaan sholat dhuha, pembiasaan membaca qur’an dan pembiasan sholat jamaah, anak-anak terlatih dalam beribadah. Seorang anak akan mampu menjadi anak cerdas, jika para ibu setiap saat mau menyediakan waktu untuk membimbingnya. Ketika para orang tua, menginginkan sang anak tumbuh dalam kejujuran, amanah, menjauhkan diri dari perbuatan jelek, dan maksiat, hendaklah terdapat keteladan di rumah.

Jika si anak selalu mendapatkan para Ibu dalam keteladanan dalam segala hal. Maka ia telah meneguhkan prinsip-prinsip kebaikan yang membekas dalam jiwanya. Bekal ini akan mempengaruhi prilaku anak hingga dewasa. Mari kita renungkan:

Jika setiap hari anak melihat Ibu berdusta, maka anak tidak dapat berbuat jujur
Jika anak melihat Ibu khianat, maka anak tidak amanah
Jika anak melihat Ibu tukang marah, maka anak akan keras hati
Jika anak melihat Ibu tukang marah, mana mungkin anak dapat sabar
Jika anak melihat Ibu mengikuti hawa nafsu, maka anak akan meninggalkan agamanya
Jika anak mendengar Ibu suka caci maki, maka anak tidak akan berkata manis
Jika anak mendengar Ibu ghosip, maka anak tidak akan menjadi pemfitnah
Jika anak mendapatkan Ibu malas ibadah, maka anak suka main-main
Jika anak melihat Ibu bersikap bengis, maka ia tak akan ada kasih sayang
Jika anak melihat Ibu durhaka pada suami, maka anak akan melupakan orang tuanya
Jika anak melihat prilaku, pasti dia menirunya
Apakah diharapkan bagi anak-anak
Untuk menjadi manusia sempurna, manusia dewasa, manusia sholih
Jika mereka bersusukan pada
Kekurangan-kekurangan.

Setelah para Ibu menjadi teladan bagi anak-anaknya. Tugas berikutnya adalah menghubungkan teladan Rasulullah dalam prilaku anak. Yakni dengan cara menghadirkan prilaku Rasulullah dalam kehidupan sehari-hari dan dijadikan sumber keteladanan. Inilah pokok-pokok pendidikan dalam Islam
Ibu masihkah ada keteladan untuk anakmu ini?

29 Agustus 2006

1 Comments:

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home