Pustakamawar

Melanglang Imajinasi, Menebar Benih bagi Generasi

Friday, October 13, 2006

Memilih Sekolah; Menjaga Kefitrohan Anak

Tiba-tiba ada seorang ibu sambil menggandeng tangan anaknya mendatangi panitia pendaftaran sekolah kami. "Mengapa ibu menyeret putra ibu dan memaksakan diri agar dapat masuk sekolah kami", tanyaku. Secara spontan dia menjawab, saya ingin mendapatkan anak dengan otak genius. Saya harus memilihkan sekolah terbaik. Karena kata tetangga saya sekolah ini terbaik. Saya tidak ingin anak saya bergaul dengan anak yang otaknya jongkok. Anak saya nanti biar jadi orang berhasil.

Ibu yang saya temui tadi telah menempatkan sekolah sebagai pabrik pemoles. Sekolah pencipta dan penghasil otak genius. Ibu tadi berkeyakinan bahwa anak genius akan dapat menguasai dunia. Kesuksesan akan digenggamnya. anaknya akan menjadi manusia super yang memiliki segala keinginannya. Dan mohon maaf, Ibu tadi meletakkan persepsi anak-anak yang memiliki otak jongkok (baca: bodoh) akan gagal. Anak tersebut akan mendapatkan hinaan terus menerus dari lingkungannya. Bahkan tersingkir dari kehidupan. Masa depannya suram. Dunia menjadi hitam kelam. Tiada nur cahaya kesuksesan. Kemiskinan. Kebodohan. Keterbelangan. Kerendahan. Telah menantinya.

Mengambil tuntunan dari Rasulullah sebagaimana hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhori "Setiap bayi dilahirkan dalam kefitrohan. Terserah Ayah Ibunya dia akan dibesarkan (dididik) menjadi Majusi, Nasrani atau Yahudi "
Maka kita dapat simpulkan ada faktor lingkunan yang berpengaruh pembentukkan sumber daya manusia (human resources). Menurut konsep Nabi setelah proses kelahiran maka terjadilah proses pendidikan yang dilaksanakan oleh orang tuanya (Family Based Education) atau pendidikan berbasis keluarga. Seorang anak dapat berbicara adalah jasa besar seorang maha guru, yaitu ayah dan ibu. Demikian pula seorang anak dapat mengetahui tata krama, norma-norma kehidupan, dan bahkan seorang anak memiliki kesiapan dalam memasuki bangku sekolah juga jasa guru utama dan pertama, ayah dan ibu. Karena itu pilar ketahanan mental dan pendidikan anak dimulai dari rumah. Orang tua setiap waktu dan kesempatan selalu hadlir di hadapan anak-anak menjadi model, yaitu uswah kebaikan ataupun kejahatan. Para orang tua tidak pernah mampu menyembunyikan diri dari pandangan, dan pengawasan anak-anaknya.

Fitroh yang telah diterimakan oleh Allah Ta'ala kepada setiap bayi harus dijaga, dipelihara, dididik dan dibina agar tidak layu, hangus, hilang dan pudar digrogoti oleh pendidikan lingkungan masyarakat ( Community Based Education ) yang saat ini sulit dikontrol dan cenderung tidak menguntungkan untuk investasi akhirat. Peran masyarakat dalam mengubah prilaku kefitrohan amat cepat dan dasyat. Dalam kondisi seperti ini, apa yang dapat dilakukan para orang tua untuk menjaga kefitrohan anak?
Langkah terefektif adalah memilihkan lingkungan pergaulan yang terbaik baik lingkungan rumah, masyarakat ataupun sekolah. Sekarang telah dikembangkan model sekolah yang mampu menjaga dan melindungi kefitrohan anak. Model sekolah ini adalah dengan mengintregrasikan (memadukan) kurikulum dan aktifitas dengan nilai-nilai Islam.

Memadukan kurikulum maknanya adalah memasukkan nilai-nilai Islam dalam setiap materi pembelajaran. Di Play Group misalnya saat mengenalkan air, dimasukkan nilai-nilai keislaman semisal siapa yang menciptakan air, fungsi air untuk wudlu, mandi, minum, pertanian dan lain-lainnya. Kemudian diajak bersyukur atas karunia air yang diterima setiap hari. Demikian pula saat pengenalan materi lainnya. Sedangkan yang dimaksud memadukan atifitas adalah semua aktifitas (bermain, makan, belajar, dan lainnya ) diberi nilai-nilai keislaman. Sekolah modal baru ini juga menerapkan leaning by doing, dan aktive learning. Pendekatannya individu, dan pendampingan (sistem murobbi). Targetnya bukan hasil namun proses.

Dalam mendidik dengan menjaga kefitrohan anak tidak memfokuskan pengembangan otak, namun lebih mengembangkan kepribadian diri. Hal ini dikarenakan kepribadian lebih bermakna dibanding hanya sekedar otak saja. Karena itu Islam memilih konsep berkepribadian sholeh lebih utama. Mendidik kefitrohan anak berarti memberi makna mendidik adalah ibadah. Hasilnya adalah perilaku sholeh dengan langkah-langkah dan pemikiran yang bersifat fitrah menuju manusia yang hanif dengan pola pemikiran tauhidi (intregralistik) serta bersifat hanya menyembah kepada Allah.
Sungguh Allah Ta'ala telah memberi kelengkapan yang amat sempurna pada diri manusia agar dapat didayagunakan dan diberdayakan untuk tugas kholifatullah fil ard, sebagai pemimpin, pewaris dan pemakmur bumi. Prinsip mndidik pada dasarnya adlah bagaimana kita mengenali diri kita dan orang lain. Memberi kebermaknaan pada diri sendiri untuk sosial dan spitual.

Sungguh kefitrohan anak harus dijaga oleh ayah dan ibunya masing-masing akan agar tidak terjerumus kebobrokkan lingkungan. Sungguh saat ini yang kita saksikan adalah promosi kejahatan, promosi kebrutalan, kemaksiatan dan kebejatan moral yang ditayangkan di TV-TV rumah kita. Jika kita tidak mau segera tampil membentengi, lambat laun kefitrohan akan sirna menjadi kegelapan. Marilah mendidik kefitrohan anak. Karena mendidik itu menjaga, memelihara dan mengembangkan fitroh kesucian manusia. Anak kita. Kita ukir model apa?

01 September 2006
IBU : Pengawal Kesakinahan


Pernahkah mendengar ada rumah tanggah berantakkan, kemudian berakhir dengan cerai? Jika jawabannya sering menemukan dan selalu terjadi yang demikian, mengapa peristiwa perkawinan yang agung tersebut berantakkan? Pasti ada sebab-sebab yang harus ditelusuri. Membangun rumah tanggah merupakan kerja sama antara suami dan isteri. Keduanya berperan pada posisi masing-masing. Kedua manusia lain jenis yang dari keluarga dan latar belakang yang berbeda bersatu untuk menyatukan konsep bergaul, bekerja sama dan mengatasi problem hidup bersama.

Terdapat peran yang sangat agung terletak pada isteri, ibu dari anak-anak dalam menyikapi problem rumah tangga. Ibu rumah tangga (baca; Ibu RT) semestinya berlatih untuk terampil dalam memanaj problem keluarga. Ibu RT harus mampu menelusuri terjadinya problem keluarga sehingga dapat tetap sabar, harmonis dan mengedepankan penyelesaian problem ketika rumah tangga terdapat persoalan. Ibu RT yang demikian inilah sebenarnya ibu yang dapat dijukuki sebagai pengawal keluarga sakinah yang akan menghasilkan generasi sholih dan sholihah. Prilaku yang mulya tersebut adalah sebagai berikut:

Pertama, mempercayai suami sepenuhnya. Sikap terbaik para ibu adalah percaya seratus persen pada suaminya. Jangan sekali-sekali mencuriga suami atas dasar sikap ibu yang tidak atau kurang percaya pada suami. Semisal ketika suami pergi bekerja, percayailah dia akan jujur bekerja. Dan jangan dicuriga macam-macam. Karena dengan landasan kepercayaan inilah, ibu dapat menerima sepenuhnya suami. Akibatnya adalah informasi dan penjelasan yang diberikan oleh suami dapat dipercayai seratus persen.

Kedua, ikhlas dalam melayani suami dan keperluan rumah tangga. Demikianlah aturan dalam syariat Sialam, bahwa ibu diwajibkan ikhlas berdarma bakti pada suami. Mengukur keikhlasan adalah dengan ukuran sikap prilaku dalam memenuhi permintaan suami dalam segala hal. Karena suami itu pemimpin maka harus diletakkan pada posisi ditaati sepenuhnya selama tidak memerintahkan kemaksiatan.

Ketiga, menutup pintu informasi tetangga atau pihak lain yang berupaya memperkeruh problem keluarga. Ibu RT yang sholihah adalah yang berani tidak mempercai gosip tetangga. Bahkan tidak boleh mempercayai pula gosip dari orang tua atau saudara. Ibu RT harus menampilkan pribadi teguh pendirian sehingga semua problem hanya diketahui oleh suami dan diselesaikan bersama suami semaksimal mungkin. Jika ada gosip tetangga, Ibu RT wajib menutup telengi dan tidak mempercayai. Sangat rugi dan membuang-buang energi jika meladani gosip tetangga.

Keempat, bertabayun jika ada persoalan pada suami dengan ramah, lemah lembut, tidak mengintrograsi dan tetap menjaga perasaan suami agar tidak marah, tidak berkenan dengan apa yang ditabayunkan oleh ibu. Karena itu harus pandai-pandai membaca situasi dan memlilihnya. Tabayun merupakan sikap ingin mendengar penjelasan yang sebenarnya terhadap semua persoalan. Jika sudah dijelaskan, maka sikap ibu harus menerima penjelasan tersebut walau tidak harus puas.

Kelima, membatasi dan memperkecil problem dengan mengacu pada syariat Islam. Seringkali muncul problem rumah tangga adalah problem ketidakmengertian syaraiat Islam. Sehingga sebenarnya persoalan yang syah secara syariat dijadikan bahan pertengkaran keluarga. Dari sinilah, harus diperkecil problem rumah tangga dengan mengembalikan pada syariat Islam.

Keenam, berdo’a dan sabar. Jika problem memuncak, maka ibu yang bijaksana berdo’a minta perlindungan pada Allah ta’ala dengan dibarengi sikap sabar. Dengan sikap ini, maka ibu tidak menentang secara terbuka, tetapi menyerahkan persoalan pada Allah Ta’ala. Apabila ibu sudah tidak tahan menghadapi problem dan sudah tidak mampu bersabar dalam menghadapinya maka langkah yang ketujuh, izin pada suami dan mengusulkan agar ada penengah dalam menyelesaikan problem rumah tangga jika semua langkah sudah buntu. Pilihlah penengah dari orang, pihak lainnya yang dipercayai oleh suami. Semisal gurunya suami. Sepakatlah untuk mengikuti hasil musyawarah dengan penengah agar tidak saling khianat.

Ibu yang berhasil menjadi pengawal keluarga sakinah adalah ibu yang berbakti terbaik untuk suaminya. Berupayalah menyenangkan suami saat, suami memandang ibu. Jagalah kehormatan ibu saat ditinggal suami. Jagalah harta suami saat tidak di rumah. Dan doakan suami saat mencari nafkah.

31 Agustus 2006
SHODAQOH

Dua musim haji yang lampau. Saya berniat untuk daftar jalur ONH biasa. Ada sedikit rezeki yang cukup untuk daftar. Saat akan daftar, tetangga sebelah sekolah jual tanah. Dia seorang janda tak punya keturunan. Usianya udah 50-an. Dia bilang jual tanah untuk membiayai hidup. Yaaa, akhirnya sebagian dari dana ONH biasa itu kurelakan untuk menerima tawaran 'mbok rondo'.

Sisa dana di dompet tinggal 15 jt. Dua pekan setelahnya, saya pulang kampung di desa. Kedua orang tuaku bilang, bahwa mereka telah mendaftarkan diri untuk haji jalur ONH biasa. Saya diajak untuk menemaninya. "Mohon maaf, uang udah jadi tanah" demikian saya harus nyampaikan ke kedua orang tua saya. "Saya belum dapat daftar tahun ini. Belum dapat menemani panjenengan. Setelah itu saya tak bertanya lagi mengenai informasi haji. Karena memang udah tak punya dana.

Menjelang pelunasan ONH, kedua orang tua saya nyampaikan kekurangan dana untuk nutup pelunasan sebesar 7.5 jt. Dana yang semestinya untuk pelunasan itu masih dipakai keluarga lainnya. Akhirnya hari itu juga saya transfer semua kebutuhan dan kekurangannya. Dan setelah itu saya ndak ada uneg-uneg untuk bertanya informasi haji.

Pada bulan Nopember tanggal 22-25, saya diajak menemani murobbi ke Jakarta. Saat sedang santai, beliau bilang ada kesempatan haji dengan biaya sangat murah. Jika mau, maka sepulang dari Jakarta kamu urus semua keperluan. "Insya Allah" jawabku. Kemudian beliau melanjutkan pesan, "ndak perlu disampaikan dulu pada temanmu atau keluargamu. Karena belum tentu dapat berangkat".

Ketika tanggal 2 Desember ngurus paspor saya bilang ke keluarga supaya punya barangkali nanti dibutuhkan. Satu hari paspor selesai dengan cara 'nembak'. Kemudian semua dokumen saya titipkan teman yang tiap hari senin pergi Jakarta. Teman saya ini kerja di lingkungan depdiknas sebagai konsultan. Teman saya juga ndak tahu isi dokumen tersebut. Saya hanya bilang, Insya Allah nanti akan diambil teman di kantor jenengan. Semua udah terkirim walau masih ada kendala dokumentasi. Ada yang harus diperbarui. Saya tenang saja dan tak mikir berangkat atau tidak. Karena memang saya hanya mengeluarkan dana buat paspor thok senilai 600 ribu, tidak lebih dari itu. Saat itu kolter pemberangkatan ONH biasa sudah berjalan. Pikiran saya, mana mungkin saya dapat berangkat.

Akhir bulan Desember, temannya Murobbi nelpon saya. "Mohon siapkan diri karena visa udah diurus. Dan siapkan dana untuk biaya visa dan biaya pesat". Kemudian 2 hari berikutnya pihak PT yang mengurus meminta saya transfer dana. Semua dana untuk biaya visa dan biaya pesawat saya transfer melalu bank bumi daya. Seingat saya saat 12.5 jt.

Benar-benar luar biasa, pada tanggal 5 Januari ada kepastian, bahwa saya dapat berangkat. Pada tanggal 5 itu pula di rumah orang tua saya sedang ada tasyakuran pemberangkat haji untuk kedua orang tua. Semua keluarga dan tetangga berkumpul. Ada pengajian segala. Saya belum berani nyampaikan kepastian keberangkatan saya. Kemudian saya dapat sms dari murobbi, isinya: "kabarkan keberangkatanmu ke teman-temanmu dan mintalah do'a agar berkah".

Karena mendadak dan tak ada yang tahu semua proses, maka semua teman kaget dan tak percaya. Saya seharusnya berangkat tanggal 10 Januari tetapi diundur menjadi tanggal 11 Januari. Kebetulan saat itu satu rombongan dengan Kyai Quraisy Syihab, Artis terkenal Krisdayanti dan suaminya. Dan yang lebih bahagia, saya bertemu dan bersama dengan teman lama saya, Mas Fathul Hidayat. Sesampai di Jeddah sudah ada orang yang nunggu rombongan kita. Kita langsung dinaikkan taxsi menuju hotel pas depan Masjidil Harom. Mungkinkah semua itu karena shodaqoh saya ke kedua orang tua?

Akhirnya kami dapat bertemu di Mekkah. Jazakumullah semua ikhwan yang telah melancarkan ibadah rukun kelima ini.

30 Agustus 2006
IBU; Sang Pengajar

Wahai orang yang mengajar orang lain
Kenapa engkau tidak juga mengajari
Dirimu sendiri
Engkau terangkan bermacam obat bagi segala
Penyakit,
Agar yang sakit sembuh semua
Sedang engkau sendiri ditimpa sakit
Obatilah dirimu dahulu
Lalu cegahlah agar tidak menular
Kepada orang lain
Dengan demikian engkau adalah
Seorang yang bijak
Maka apa yang engkau nasihatkan
Akan mereka terima dan ikuti
Ilmu yang engkau ajarkan
Akan bermanfaat bagi mereka

Para pendidik sepakat, bahwa keteladan ibu merupakan cara terampuh dalam menyiapkan mental kepribadian anak, bahkan spiritual dan sosialnya. Megapa demikian. Karena ibu adalah contoh nyata yang disiapkan oleh Allah Ta’ala dengan kelemahlembutannya dapat menyelami perasaan anak. Dan contoh nyata keseharian bagi anak terhadap berbagai prilaku.

Seorang anak akan mampu menjadi anak yang ahli ibadah, jika para ibu setiap hari mencotohkan prilaku ibadah pada anaknya. Melalui pembiasaan sholat tahajut, pembiasaan sholat dhuha, pembiasaan membaca qur’an dan pembiasan sholat jamaah, anak-anak terlatih dalam beribadah. Seorang anak akan mampu menjadi anak cerdas, jika para ibu setiap saat mau menyediakan waktu untuk membimbingnya. Ketika para orang tua, menginginkan sang anak tumbuh dalam kejujuran, amanah, menjauhkan diri dari perbuatan jelek, dan maksiat, hendaklah terdapat keteladan di rumah.

Jika si anak selalu mendapatkan para Ibu dalam keteladanan dalam segala hal. Maka ia telah meneguhkan prinsip-prinsip kebaikan yang membekas dalam jiwanya. Bekal ini akan mempengaruhi prilaku anak hingga dewasa. Mari kita renungkan:

Jika setiap hari anak melihat Ibu berdusta, maka anak tidak dapat berbuat jujur
Jika anak melihat Ibu khianat, maka anak tidak amanah
Jika anak melihat Ibu tukang marah, maka anak akan keras hati
Jika anak melihat Ibu tukang marah, mana mungkin anak dapat sabar
Jika anak melihat Ibu mengikuti hawa nafsu, maka anak akan meninggalkan agamanya
Jika anak mendengar Ibu suka caci maki, maka anak tidak akan berkata manis
Jika anak mendengar Ibu ghosip, maka anak tidak akan menjadi pemfitnah
Jika anak mendapatkan Ibu malas ibadah, maka anak suka main-main
Jika anak melihat Ibu bersikap bengis, maka ia tak akan ada kasih sayang
Jika anak melihat Ibu durhaka pada suami, maka anak akan melupakan orang tuanya
Jika anak melihat prilaku, pasti dia menirunya
Apakah diharapkan bagi anak-anak
Untuk menjadi manusia sempurna, manusia dewasa, manusia sholih
Jika mereka bersusukan pada
Kekurangan-kekurangan.

Setelah para Ibu menjadi teladan bagi anak-anaknya. Tugas berikutnya adalah menghubungkan teladan Rasulullah dalam prilaku anak. Yakni dengan cara menghadirkan prilaku Rasulullah dalam kehidupan sehari-hari dan dijadikan sumber keteladanan. Inilah pokok-pokok pendidikan dalam Islam
Ibu masihkah ada keteladan untuk anakmu ini?

29 Agustus 2006
SIARAN TV SWASTA

Saya tidak menghadirkan TV di rumah. Apa yang saya lakukan ini tidak harus disetujui. Ini hanya pilihan yang harus dipilih. Saya sangat merasakan bahwa kehadiran TV swasta sejak 90-an, sangat dahsyatnya pengaruhnya pembentukan mental masyarakat. Paling tidak mampu menciptakan persepsi dan sikap masyarakat. Sebagai contoh metro sempat membuat semua masyarakat menangis ketika metro dengan cepat, akurat menyajikan tsunami Aceh. Bintang film menjadi idola. AFI menjadi pujaan. Indonesia Idol menjadi harapan para remaja. Semua adalah dampak. Karena itu Kita dapat ikut menangis dan berempati dan atau marah ketika menyaksikannya. Saat ini sebagian besar masyarakat awam lebih percaya dan terbius oleh ceritera sinetron dan infotainment yang lebih bersifat materialis, hedonis dan pragmatis dari pada nasehat para asatidz. Yang saya rasakan adalah kekuatan TV dalam proses mencuci otak. TV mampu pola pikir, pandangan dan merombak sikap, mental serta imajinasi. Mengapa sedasyat itu? TV merupakan media audiovisual sehingga sajian-sajiannya dapat menghipnotis. Anak-anak saya tidak mampu diberi pengertian mana sajian hasil rekayasa dan mana yang realitas. Semuanya dianggap realitas, bener-bener terjadi. Narasi yang disuarakan dengan sempurna secara langsung dicerna dan diserap oleh otak anak saya. Akibatnya mempengaruhi prilaku. Tiba-tiba anak saya meninju-ninjukan tangan. Membanting adiknya. Ngomeli umi'nya niru-niru bintang kesayangannya. Saya lihat minta jajan seperti yang di TV. Dan aneh-aneh lainnya. Karena semua masuk dan dicerna. Inilah daya hipnotis TV. Keanehan tingkah laku dari anak-anak saya akibat TV membutuhkan terapi khusus. Keterbatasan waktu saya dalam menemani di rumah yaaa. Saya sampaikan ke umi'nya, kita harus mengganti TV Swasta Jakarta menjadi TV Swasta rumah kita. Kitalah yang memilih dan memprogramnya. Yaaa memang ada pengeluaran sedikit tambah. Harus beli DVD, harus rutin beli kaset-kaset pendidikan, kaset al qur'an dan film yang sesuai syariat paling tidak sesuai usia anak-anak kita. Akibatnya saat dunia bersepak bola, di rumahku tak ada sepak bola. Maaf ini pilihan saya. Harus saya pilih. Maaf yaaa.

28 Agustus 2006
KEBENCIAN


Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka. petunjuk Allah itulah petunjuk (yang benar)". Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu. (QS: Al-Baqarah: 120)

Mereka tidak henti-hentinya memerangi kamu sampai mereka (dapat) mengembalikan kamu dari agamamu (kepada kekafiran), seandainya mereka sanggup. (QS: Al-Baqarah: 217)

Dua ayat tersebut memberi simpulan terdapat kebencian yang mendalam kaum Yahudi dan Nasrani kepada muslim. Kebencian akan slalu berkobar apabila sekelompok orang dianggab mengganggu kelompoknya. Amerika mengancam, mngusir, membantai dan membinasakan bangsa lainnya apabila kebenciannya terbangkitkan oleh kepentingan nafsunya terganggu. Sadam dianggap kkuatan yang dapat merongrong kebesaran Bush. Demikian pula saat menghancurkan Afganistan, Usamah dijadikan alat untuk mewujudkan kebencian tersebut.

Kebencian tumbuh subur di hati yang keras, hati yang jauh dari hidayah, jauh dzikir, dan yang dipenuhi kemaksiatan. Kebencian muncul di setiap individu, kelompok maupun negara. Apabila kebencian ditampakkan maka akan tidak pernah terwujud sikap persaudaraan, justru sebaliknya saling mengalahkan, menyingkirkan, dan permusuhan.
Kebencian merupakan penyakit hati dan masyarakat yang harus diobati. Salah satunya adalah merendahkan kesombongan, kebanggaan diri karena kulit, etnis, bangsa, harta, jabatan, dan kedudukan. Yang kedua adalah menumbuhkan kesadaran diri atas persamaan proses kejadian manusia, kehidupan setelah kelahiran dan kematian yang akan dijumpainya. Ketiga adalah menyadarkan ambisi nafsu kekuasaan dan harta. Bahwa itu semua tak bersifat melanggengkan kehidupannya, karena itu harus dikendalikan bukan dibiarkan liar. Keempat memperbaiki jalinan komunikasi, koordinasi dan saling keterbukaan. Langkahnya dengan bershilaturrahim.

Kebencian yang memuncak dapat merendahkan daya kontrol otak, daya ingat, dan kelemahlembutan martabat manusia. Yang ditampakkan hanya rasa isi, rasa dengki, kecongkakkan, merendahkan orang lain, mengumbar amarah dan bahkan nafsu membunuh dengan segala cara. Mengapa kebencian tidak diperbolehkan?
Bukankah kita seharusnya menjadi jasad yang satu? Bukankah kita adalah bangunan yang saling menyangga? Bukankah kita harus saling kerja sama? Bukankah kita tidak memiliki daya kekuatan apa-apa, bila tidak atas pertolongan Allah Ta'ala? Bukankah kita memiliki kelemahan? Kita bukan yang sempurna.

Buah kebencian adalah perpecahan. Akibatnya adalah lemah, tidak memiliki kekuatan. Dan jika kebencian itu ada didasari atas keserakahan jabatan, wanita, dan harta, maka celakalah. Kebencian juga mengakibatkan potensi dirinya tanpa bobot, banyak tapi tidak berkualitas, besar tapi tidak kuat, banyak tapi tidak ditakuti, besar tapi malah dilecehkan.

Presiden Bush mengimplementasikan kebencian dengan cara memporak-porandakan negeri-negeri lain. Apabila menyimak Al Qur'an Al Baqoroh 120 dan 217, telah menjadi sejarah yang terulang-ulang dalam kehidupan, bahwa kaum kufar tidak ridlon (benci) atas keberadaan umat Islam berkembang, maju dan mandiri. Ini merupakan akar pertarungan dan konflik dalam masyarakat setiap kurun manusia. Manusia sepanjang secara selalu melaksanakan pertarungan baik secara fisik maupun progpaganda dan perang pemikiran. Satu sisi membela hawa nafsu, dan pihak lain membela kesucian agamanya. Demikian sejarah selalu mengulang-ulang dirinya akann terus bergolak pertarungan antara tentara Allah dengan tentara iblis. Pertarungan antara kebatilan dengan kebenaran.

Sifat abadi yang dimiliki orang kufar adalah benci orang Islam. Dan (ingatlah), ketika orang-orang kafir (Quraisy) memikirkan daya upaya terhadapmu untuk menangkap dan memenjarakanmu atau membunuhmu, atau mengusirmu. Mereka memikirkan tipu daya dan Allah menggagalkan tipu daya itu. Dan Allah sebaik-baik Pembalas tipu daya (QS: 8: 30).

Gambaran ayat tersebut telah dilaksanakan oleh Bush kepada rakyat Iraq. kebencian Bush yang memuncak dapatkah kembali normal menjadi kecintaan dan kasih sayang. Hanyalah kecintaan yang dapat menentramkan kehidupan dunia ini. Hilangkan kebencian, ubahlah kecintaan untuk khidupan berkasih sayang.

27 Agustus 2006

Tuesday, October 10, 2006

BANJIR BONUS

Santri kami yang masih usia TK bertanya dengan nada protes, “kenapa harus puasa segala, ustadz. Puasa itu kan hanya menjadikan kita dahaga dan perut lapar.” Pertanyaan protes disampaikan oleh para santri yang masih sangat polos dan jujur. Rasanya saat itu kami cukup repot harus memulai jawaban dari mana? Mengingat usia anak masih TK, pasti belum mampu diberi pengertian masalah dalil al Qur’an maupun al Hadits. “Yang cakep-cakep, maukah saat ini ustadz membagi hadiah?” demikian kami memulai menjawab protes anak-anak. Secara serentak mereka menjawab “ mau dong, mana-mana.” Suasana menjadi ramai. Sebagaian anak-anak berlari menyerbu kami. “Baik semua hadiah pasti akan kita terima. Saat ini Romadlon, Allah Ta’ala sedang memberi hadiah pada semua yang beriman. Saat ini sedang ada banjir bonus. Siapa yang mau”, demikian cerita kami untuk memberi keyakinan kenapa harus ada Romadlon.
Romadlon datang, banjir bonus? Benarkah. Pasti. Bagaimana tidak, tidurnya orang yang berpuasa dinilai ibadah. Saat siang hari orang yang puasa kemudian kelelahan dan tidur mendapatkan pahala karena tidurnya. Dengan demikian prilaku pasif seperti tidur saja dinilai sebagai ibadah aktif yang mendapatkan nilai investasi. Mengapa demikian? Tidur orang puasa dapat menyelamatkan dirinya dari keburukan lisan dan prilaku yang dapat merusak amalan puasanya.
Saat ini amalan sunah ditulis sepadan dengan amalan wajib. Sholat sunnah bernilai seperti sholat wajib. Shodaqoh sunnah bernilai lipatganda. Demikian pula prilaku kesunnahan lainnya dicatat senilai dengan pahala wajib. Sedangkan amalan yang wajib pahalanya dilipatgandakan. Di dalam Romadlon, Allah Ta’ala menghadlirkan satu malam senilai seribu bulan. Itulah yang disebut lailatul qodar. Saat banus lailatul qodar datang, maka sholat tahajut kita di malam itu ternilai seperti kita sholat tahajut seribu bulan. Demikian pula amal shodaqoh, kebaikan-kebaikan dijdikan berlipat dalam hitungan seribu bulan. Seribu bulan hampir sama dengan delapan puluh tiga tahun. Jika malam itu saat banus lailatul qodar kita dapatkan, berarti usia kita telah diberi kelipatan usia 83 tahun. Bau mulut tidak sedap orang yang berpuasa diberi bonus bau wangi seperti wangi minyak kasturi.
Agar di siang dan malam Romdlon dapat digunakan sepenuhnya untuk ibadah. Maka Alloh Ta’ala memberi bonus meniadakan para penghalang dan penggoda ibadah dari bangsa syaitan. Saat itu para perusuh dan perusak dunia, syaithan juga diikat, dan dipenjara. Hal ini sebagai bonus agar manusia secara optimal, tidak mendapatkan penghambat dalam meraih keistimewaan Romadlon. Ibadah semaksimal mungkin akan dapat diraihnya.
Al Qur’an diturunkan saat Romadlon. Ini alah bonus termulya bagai semua umat. Karena melalui al Qur’an terlaksana program gemar membaca (iqro’). Gerakkan iqro’ membuka jendela ilmu. Tak heran jika semua jendela ilmu dipelopori oleh ilmuwan Islam. Apalagi isi dan kandungan al Qur’an sebagai pedoman hidup kita memuat semua dasar-dasar ilmu pengetahuan yang dibutuhkan umat manusia dalam menyelesaikan kehidupannya. Bonus al Qur’an di Romadlon ini akan memberi dampak kebangkitan peradaban. Saat kita tadarus al Qur’an, saat itu kita mengkaji peradaban. Kita belajar moral kepribadian. Kita memberi tongkat kehidupan di tengah-tengah kegelapan dunia.
Kekuatan tenaga fisik umat yang berpuasa dapat mengalahkan tenaga fisik orang yang tidak puasa. Inilah bonus yang luar biasa. Hal ini dibuktikan dengan kemenangan kaum muslimin dalam perang saat Romadlon.
Saat Romadlon, Alloh Ta’ala mengambil alih tugas para malaikat dalam mencatan dan memberi pahala. Alloh Ta’ala langsung memberi penilaian secara khusus karena pentingnya puasa. Dengan demikian pengawas ekstra ketat dari Alloh Ta’ala ini merupakan bonus bahwa pahala orang yang berpuasa langsung diterima dan sampai pada Alloh Ta’ala tanpa harus melalui perantara.
Secara dlohiriah, orang mukmin tergerak untuk membagi zakat, infaq dan shodaqoh saat Romadlon ini. Keberkahan Romadlon berimbas pada keberkahan secara materialis. Para juragan membagikan bonus paket lebaran. Para orang tua membagikan busana terindah untuk putra-putrinya. Para penguasa menyebarkan paket bingkisan kepada rakyatnya. Dan orang-orang fuqoro’ masakin akan mendapatkan jatah zakat maal dan zakat fitra. Insya Allah jika dikelola secara optimal mereka mendapatkan lebih besar nilainya dibanding dengan BLT dari pemerintah pertiga bulan itu.
Sungguh sangatlah merugi jika orang-orang mukmin yang mendapatkan bulan bonus tidak mempersiapkan diri. Bahkan kemudian dia keluar dari bulan tersebut tidak mendapatkan apa-apa. Semoga bulan bonus ini dapat dijadikan investasi untuk mengumpulkan bekal tiket mendaki surga. Semoga kegembiraan kita dalam menyambut kehadliran Romadlon dapat dijadikan perisai menolak jilatan api neraka sebagaimana hadits yang diriwayatkan oleh Bukhori Muslim, as shiyamu junnatun, puasa itu perisai. Raih bonus-bonus selama Romadlon agar dapat kita jadikan perisai.